Rich Picture Soft System Methodology
BAB I
PENDAHULUAN
Terminologi Tim dalam mata diklat ini lebih merujuk kepada konsep coalition building atau stakeholder engagement, yaitu suatu konsep tentang bagaimana membangun koalisi/engagement dengan seluruh stakeholders yang terkait (baik internal maupun eksternal). Keberhasilan membangun koalisi/engagement dengan seluruh stakeholders baik yang berasal dari internal maupun eksternal organisasi akan memberikan semacam dukungan penuh dalam mencapai target organisasi. Membangun Tim tidak hanya memerlukan kemampuan teknis namun juga seni bagaimana memahami kepentingan stakeholder, cara berkomunikasi, dan cara mempengaruhinya. Perpaduan kemampuan teknis dan seni mengelola stakeholders akan sangat menentukan keberhasilan organisasi dalam memberikan manfaat lebih (added-value) kepada masyarakat melalui berbagai kebijakan, program dan kegiatan yang dialamatkan kepada masyarakat
BAB II
MEMBANGUN TIM EFEKTIF
Tim Efektif dalam terminologi kepemimpinan birokrasi bukanlah merujuk pada tim khusus/task force yang dibentuk secara khusus untuk menangani suatu kegiatan /persoalan secara tuntas dengan diberikan kewenangan yang signifikan dalam menjalankan tugas tersebut. Tim efektif dalam kepemimpinan birokrasi merujuk pada sebuah perpaduan hubungan yang berasal dari berbagai unsur baik eksternal (masyarakat, individu, lembaga swasta, internasional) dan internal birokrasi yang memiliki saling ketergantungan kepentingan dalam menghasilkan nilai tambah bagi tujuan bernegara. Membangun tim efektif dalam matadiklat ini merujuk pada istilah dalam ekonomi politik sebagai Coalition Building. Berbagai unsur baik internal maupun eksternal itulah yang kemudian disebut dengan stakeholders. Untuk itu, membentuk tim Efektif dalam kepemimpinan birokrasi berarti menggerakkan aksi kolektif para stakeholders terkait menuju tujuan/ perubahan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Membentuk tim efektif bagi seorang pemimpin birokrasi tidak lah mudah karena tidak hanya terkait dengan penggunaan kewenangan formal (formal authority) yang dimiliki karena jabatannya namun juga memerlukan kewenangan informal (informal authority) berupa pengaruh yang dapat ditimbulkannya, mengingat problem dan tantangan yang dihadapinya tidak hanya bersifat teknis yang dapat diselesaikan melalui kewenangan formal namun juga problem dan tantangan yang bersifat adaptif yang memerlukan kewenangan informal dan pendekatan komumikasi yang tepat dalam menuntaskannya. Untuk itu perlu dikenali berbagai ciri-ciri tim efektif dan kendala-kendala dalam membentuk tim efektif.
BAB III
IDENTIFIKASI STAKEHOLDERS
Banyak definisi tentang stakeholder dari para Pakar. Wikipedia merujuk stakeholder sebagai “an accountant, group, organization, member or system who affects or can be affected by an organization’s actions”. West (1998, 66) mendefinisikan Stakeholder sebagai “perorangan maupun kelompok-kelompok yang tertarik, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi, yang berpengaruh maupun terpengaruh oleh tujuantujuan dan tindakan-tindakan sebuah tim”. Selanjutnya, berdasarkan Freeman (1984), stakeholder didefinisikan sebagai seseorang atau organisasi yang secara postitif maupun negatif terpengaruh oleh hasil tindakan suatu organisasi atau berpengaruh terhadap hasil tindakan suatu organisasi.
Adapun dalam kepemimpinan birokrasi , yang dimaksud dengan stakeholder adalah perorangan dapat berasal dari masyarakat/tokoh masyarakat/tokoh agama/pejabat organisasi publik/swasta yang berpengaruh ataupun terpengaruh oleh sebuah kebijakan/program/kegiatan organisasi publik dalam rangka memberikan added-value kepada masyarakat